29 Oktober 2004
28 Oktober 2004
Neng Sali, sori-sori-sori hari minggu kemaren tak datang (a late apologize huh?)
Badu, S.Psi, again, sori dan makasih banget! I'm OK now, I guess. Ga tau ntar siang, ga tau besok-besok, but hey, if I can make it now, I'd be able to make it anytime, right?
Ada yang pingin bikin novel fantasi? Try these tips.
27 Oktober 2004
dalam 24 jam dapet 2 sms dr safik nanyain nomer telpon,sekali dari bondy nanya nomer juga.emang gue ada tampang tau nomer banyak orang yak?ada proyek apa sih ajak2 dong...;P obrolan-malem-minggu sama vira inspiring juga.iya nih, kok gue gak nyari2 proyek ya?nunggu ditawarin aja,dasar!wah, mungkin abis ini gue yang nanya nomer telpon ke orang.hmm, gue ngirim email kemaren belum ada balesannya.itu untuk proyek-belum-jelas-dan-tak-berduit.salah2 malah keluar duit.gapapa.tunggu balesan emailnya dulu.gue butuh sesuatu untuk bikin kepala gue tetap tegak.ntar siang gue ada sidang di depnaker buat phk orang.kata petugas yang pertama gue temuin, phk itu awal penderitaan.u bet it is!gue lagi ngeliat ke yang deket dan yang jauh.harus dapet!ternyata gue gak butuh psikotes untuk nentuin apa yang gue pingin.sia2 deh tuh lima puluh ribu ;P gapapa sih.mungkin butuh juga,bikin gue confidence bahwa gue cukup cerdas untuk ngabisin satu lembar tes koran dalam waktu sejam sampe mata gue berkunang-kunang.hehe,kok curhatnya nyasar ke sini ya.i got no distance left to run (terima kasih kepada bapak damon albarn untuk mengerti saya).
"Cuma empat kalimat? Bisa curhat gak sih? Curhat tuh minimal dua jam!"(Mia, 12 September 2004)
25 Oktober 2004
Angkutan kota yang ditumpanginya serasa tidak cukup cepat melaju. "Tampang lo udah gak peduli lingkungan gitu Ran," komentar Ira di sebelahnya. Rani cuma meringis. Bukan kebetulan itu hari terakhir sebelum Ramadhan dan ketidakberuntungan membuatnya harus pulang begini malam. Dua ajakan tarawih yang masuk ke inbox-nya tadi terpaksa dijawabnya pahit, "gw msh d jln ni". Setidaknya ia ingin cepat sampai di rumah.
Lagi pula bagaimana bisa "gak peduli lingkungan" dalam kondisi seperti ini. Angin kencang menerbangkan daun-daun dan kaleng minuman dan menimbulkan suara keras sesuatu--mungkin drum kosong--jatuh. Dan gerimis mulai turun menampar-nampar jendela.
Dan bagus sekali, ketika ia dan Ira harus turun, gerimis sudah menjadi hujan-teramat-deras sementara untuk mencapai rumah masih perlu naik ojek lagi. Mereka berteduh di emper toko. Ira mulai memencet-mencet ponselnya sementara Rani dengan pasrah berpikir, "Bokap nyokap kayanya taraweh deh..."
Tiba-tiba lampu mati. Mati lampu--tepatnya mati listrik dalam radius sejauh mata memandang. Hanya lampu darurat 15 watt di dalam toko dan lampu mobil lewat yang sedikit menolong. Sempurna!
Sebuah truk tangki panjang warna hitam tiba-tiba melintas, melaju cepat ke arah barat. Rani mengucak matanya. Sebuah logo warna merah mirip baling-baling sempat tertangkap sudut matanya. Tidak sampai satu kilometer dari tempat itu, ada sebuah reaktor nuklir yang cukup untuk membuat terang atau membuat rata Jakarta.
(to be continued kapan-kapan kalo gue ngalamin kejadian kaya film gini lagi)
24 Oktober 2004
- Vira : "Ngebulet-buletin ini (maksudnya pepaya dan buah lainnya buat es buah) ternyata gak se-fun yang gue kira."
- Yudha IMG berhasil menghancurkan es dengan membenturkan dua buah balok es (perlu dicek juga tuh keramik di bawahnya ikut pecah gak). Tapi ternyata Upik IMA-G juga berhasil ding.
- Ada anak tetangga ngecengin Aswin. Terpesona gitu. Hehehe... ;P
- Sampe deket-deket magrib gitu suasana masih lumayan chaos. Tapi seperti syaratnya Widya bahwa tajil harus ada gorengan, udah tersedia gorengan nugget.
- Gue ke Aswin : "Cakru! Bikin teh dong!"
- Mas Sigid ke semua orang : "CAKRU!"
Yang dateng kemudian Mas Sigid dan Mbak Lulu, Tomi, Mbak Ira, trus Anto+Dian dan si kecil Nadine. Hey, ga ada yang kelewat kan? Oh iya, Boni (begini nulisnya yak?) bintang tamu pendamping Upik Romlah.
Acaranya, ya...seru deh. Ngobrol-ngobrol, becanda-becanda. Ya...kaya di LFM gitu. Cuma kalo dulu ngobrolin kerjaan di LFM (nngg...really?) sekarang ngobrolin kerjaan di tempat masing-masing. Trus bedanya lagi, makanannya gak abis. Mungkin Widya diet kali ya ;P Dan yang jadi pertanyaan semua orang, ada apa dengan nadine? Hehe, cuma Mas Sigid dan Anto yang bisa menjawab.
Foto-fotonya, nunggu di-upload di blognya Vira aja ya :)
23 Oktober 2004
Hamdan : "Oh jadi persahabatan kita selama ini gak ada artinya?"
(suatu sore di LFM)
Saya lagi senang mengutip teman-teman saya akhir-akhir ini. Menghindari tanggung jawab, hehe. Nggak ding. "Lagi senang" itu statusnya sama dengan "lagi senang makan mangga", "lagi senang nonton Friends", "lagi senang dengerin Peter Pan" (again, ada apa denganmu, Ndri?), nggak ada yang penting.
Gue lupa konteks percakapan di atas apaan. Cuma dari percakapan itu saya menarik kesimpulan:
1. What-so-called "persahabatan" itu ternyata geuleuh, ngga banget kalo diomongin. Mungkin karena;
2. What-so-called "persahabatan" itu bukan kata benda, tapi kata kerja.
Mungkin berawal dari lagunya Black Sabbath koleksi Pak Har yang diputer Bokut, suatu Sabtu siang di Prapanca (kalau ada satu lagi yang gue "lagi senang", "lagi senang menyitir lagu bapuk").
I feel unhappy
I feel so sad
I lost the best friend
That I ever had
She was my woman
I loved her so
But it's too late now
I've let her go
I'm going through changes
I'm going through changes
(Changes, Black Sabbath)
Cupu kan? Ozzy Ozbourne gitu loh.
Trus kemaren siang baca blog-nya mbak iit, saya jadi teringat lagi sama what-so-called "persahabatan" itu. (Naha asa teu nyararambung kieu nya?) Mmm...intinya adalah sebuah posting yang udah saya ketik 3 hari yang lalu tapi terus saya biarin aja membusuk, karena terasa terlalu cupu, terlalu sok romantis-melankolis, terlalu menye-menye. But here it is.
Di film-film kan suka ada tuh ungkapan, "Waktu gue pertama kenal, kayanya gue udah kenal dia seumur hidup gue." Umm, I don't know about that, rasanya belum pernah ngalamin yang sedramatis itu, walopun kadang-kadang ada chemistry waktu kita baru pertama kenal sama orang, eh? Tapi kenal dan "kenal" ternyata tidak selalu sama ya.
Katakanlah ada seorang kawan, gue pertama kenal di Bandung bulan September '98 (dalam satu sesi yang berkesan). Toh gue baru "kenal" dia satu setengah taun kemudian, suatu pagi di sebuah pojok Jakarta dalam sebuah obrolan ditemani cangkir-cangkir setengah kosong (atau setengah penuh?).
Atau teman yang lain, yang secara legal-formal gue kenal sejak taun 2000. Toh gue merasa "kenal" dia (itupun gak kenal-kenal banget, ternyata) baru setaun yang lalu, suatu malam bulan Juli 2003 sambil menyeruput teh panas di Gelap Nyawang.
Gue jadi berpikir, jangan-jangan gue juga gak sungguhan kenal rani yang gue pikir udah gue kenal selama 25 taun 224 hari. Jangan-jangan aslinya si rani bukan begitu. Mungkin gue harus ajak dia ngobrol sambil minum teh panas atau menghabiskan waktu di kedai kopi ditemani secangkir besar latte (sebelum dia bikin novel best-seller, hehe). Kok tulisan gue jadi tiru-tiru budi sih?
Kesimpulannya, cuma mo bilang, buat temen-temen gue, yang kenal gue, yang "kenal" gue, yang gue kenal, yang gue "kenal", makasih, buat norehin warna kalian ke kanvas hidup gue.
22 Oktober 2004
Jadi inget satu tulisan di Dilmy, judulnya Indonesia oh My Country. Gue kutipin sebagian paragraf terakhir.
Sutiyoso might be criticized for allowing the bus way project to be undergone, but see in 3 years to come, that stupid red bus with a peanut logo on it might be our savior from the chaos happening on the streets.
Gue suka banyak artikel di Dilmy, insight yang menarik. Tapi ini perkeliruan gara-gara iklan kacang garuda nih. Logo di transjakarta itu sama sekali bukan gambar burung garuda bawa kacang (du-uh...). Itu maskotnya Jakarta, elang bondol bawa salak condet. Check this out kalo gak percaya. Emang sih, baik burung garuda bawa kacang maupun elang bawa salak dua-duanya sama-sama gak realistis ;)
Naa, tapi kalo tanya ke gue Condet itu di mana, apalagi bentuknya, apalagi apakah di sana masih ada salak dan elang apa enggak, jujur aja, gue gak tau ;P
(WG1 LKN BDG, salah satu malam tanpa masa depan)
"Ini Jakarta, HP itu oksigen."
(Ita, kamis pagi seminggu yang lalu)
HP, barang privat apa alat produksi? Dulu sih barang privat. Kalopun dapet proyek dari HP ya proyek temen gitu. Cuma emang sih, gue tulis di CV buat nyari kerja. Tapi dulu jaman jadi helpdesk waktu ady mo ngasih nomer HP gue ke tenant gue ogah. Ntar Mr.Mohan lagi nelpon-nelpon gue nanyain kompor atau Bobbat nanyain kabelvision, kan hoream tuh. Kalo gue bawa-bawa HP negara sih mentalnya udah beda kan, begitu ringtone simpson itu tereak ya udah prepare aja nerima inquiry. But my pesonal number, no thank's.
Tapi sekarang ntah kenapa saya jadi kepaksa ngasi-ngasi nomer ke orang gini. Hiks...hiks... not so private anymore.
Yang jelas kemaren siang batre mampus. Udah mo abis, naik ke lantai 17 dan gak ada sinyal! What an irony:
1. It's just about 100 metres from indosat building gitu loh...
2. Dan bahkan di lantai 5 dan lantai 8 ada kantornya indosat (ya gak win?)
3. Sorenya kontraktor-nya indosat dateng ngambil ijin kerja buat pasang BTS di lantai 15-18
Nasip...nasip... Ya udah, batre saya yang sudah sekarat itu akhirnya mampus dengan tenang. Hig! Lagi nunggu telpon padahal. Buat Ririn: sori-sori-sori-sori :(
*sigh* pagi-pagi earbug di kepala gue malah No Distance Left to Run.
21 Oktober 2004
Pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu, frankly, agak mengecewakan. Banyak nama-nama yang...gimana gitu. Ada yang lucu (Men LH kenapa Rachmat Witoelar, nanggung amat?)Tapi ya sudah, mo gimana lagi. Menristek oow... Menristek... Seperti kata budi, "terima bongkar, tidak terima pasang". Setidaknya bukan Mendiknas.
I think I had my head crashed to the wall or sumthin'
When I'm ridin' round the world
and I'm doin' this and I'm signing that
and I'm tryin' to make some girl
who tells me baby better come back later next week
'cause you see I'm on losing streak.
I can't get no, oh no no no.
Hey hey hey, that's what I say.
I can't get no, I can't get no,
I can't get no satisfaction,
no satisfaction, no satisfaction, no satisfaction.
(Satisfaction, The Rolling Stones)
17 Oktober 2004
(Dinar BI'99, free-quoted dari sebuah percakapan di SC Timur)
"Maneh kukulintingan kénéh waé di dieu?"
(Dinar IMG, setiap ketemu saya)
"vernakular adalah istilah dalam arsitektur yang mewakili istilah primitif dan tradisional. seperti rumah-rumah kaum badui dan yang ada di kampung naga begitu. vernakular juga mengandung artian bermakna dan ada di dalamnya tujuan-tujuan tertentu (fungsional)."
(hamdan yudanto muttaqin, milis gak-penting)
Tiga quote di atas ngeramein weekend di kepala saya, bahkan sejak 48 jam yang lalu nungguin yang on-call di compound dan nyate di kemang ("that would be better sir"), 42 jam yang lalu bikin presentasi ("jadi incoming cubicle itu sebenarnya apa?"), 30 jam yang lalu in-between tidur sepanjang jalan pulang dari prapanca ("oh, umm... udah ciputat ya?"), 14 jam yang lalu nengokin ciki-my-nephew ("beli ikan!"), and just now.
Sebenarnya sih...I think my life's heading somewhere, at this very moment atau mungkin juga 57 jam yang lalu. Atau mungkin juga 466 jam yang lalu.
Semacam-obrolan-tengah-malam 333 jam yang lalu membuat gue inget sama film ini, Taste of Cherry. Ini dari buku corat-coret film gue.
TA'M E GUILASS
(Abbas Kiarostami)Anugerah bgt deh, bisa nonton film ini. Pesta unt mata, stlh digojlok sama 9-act-structure-nya hollywood dan imej2 MTV (dan fellini ;P) Bener2 my kind of movie deh. Ceritanya simpel, tp dalem (dan please jgn tanya, dalem what?) Haha! What would Ary N. says, gak ada pengembangan karakter? Tapi kita tau dia bingung, kita tau something's wrong Gak perlu dijelasin 'kenapa'. Intinya bukan itu. Intinya adalah bertahan hidup, dan bahkan sebutir ceri (kalo di sini mah duku meureun) makes the world worth living in. Lucunya ketika lo tdk bisa memancing keberanian, dan lalu ketika agama (dlm tataran formal) 'gagal', yg berhasil adalah taste of cherry itu. Dan gambar2nya man! sinting pisan... Cuma-gitu-aja, tp kuat bgt! (termasuk teaser 10' itu ;P) Gimana ya, cuma satu frame doang, sangat2 film ngomong, tp kuat bgt.
Sayangnya emang gue butuh ending euy. Kita udah dibawa sejauh itu. Atau gak butuh ya? (***/13 Feb 2004)
16 Oktober 2004
STOP PRESS!!
Babakan Siliwangi Fire: An Arson??
Tadi siang, 15 Oktober 2004 pukul 11.30 terjadi kebakaran yang membumihanguskan dua blok bangunan di kompleks babakan siliwangi. Dikarenakan udara yang kering dan angin yang dengan keras bertiup, api menjalar cepat memusnahkan bangunan yang kebanyakan dari kayu. Meskipun begitu, apinya pintar. Dia nggak ngebakar wilayah sekitarnya sama sekalidan cuma menyerempet pohon-pohon yang berdekatan dengan bangunan. Toh
hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran akan lantaknya seluruh hutan siliwangi.
Dari wawancaraku langsung dengan pengurus setempat, dikatakan bahwa mobil2 pemadam kebakaran baru datang hampir 3/4 jam setelah kejadian bermula. Mungkin hal itu bisa dimaklumi mengingat paginya ada kebakaran di sukajadi. Bisa dimaklumi juga mengingat mobil pemadam kebakaran di Bandung cuma itu doang.
Yang jadi permasalahan, ketika api baru mulai menyala dan membakar wilayah gerbang, pengurus kompleks dan penduduk setempat sudah mengontak petugas yang ada di dekat situ. Mereka (petugasnya) nggak berani masuk karena gerbangnya terbakar!!
Sekitar jam sebelas banyak saksi mata menjelaskan di sekitar situ ada orang misterius yang keliling gak puguh sambil motret-motret. Juga tersebar isu bahwa ada yang hilir mudik membawa jerigen.
Dari pengamatan langsung di lapangan, tampak bahwa apinya memang pintar. Dia milih waktu pas orang lagi pada jumatan, dan dia tau harus membakar yang mana.
Yang tersisa kini hanya puing-puing gosong, tatapan nanar mata para penduduk dan isak tangis pengurus kompleks. Beberapa barang berhasil diselamatkan, diletakkan di gazebo-gazebo sebelah bawah. Tetapi lebih banyak lagi karya-karya seni yang sudah berubah wujud jadi arang.
Menurut narasumber, meski tanah itu milik pemda, banyak investor kaya yang
mengincar tempat itu. Dan pemda cenderung diam soal ini.
Yang jelas, dengan adanya kebakaran, bargaining power para seniman babakan
siliwangi hilang lenyap bersama asap yang menyesakkan.
Dari depan komputer, Ifan Adriansyah melaporkan untuk milis gak-penting.
e-Fun
NB. Ran, kekuatiranmu terbukti dengan mengerikan.
14 Oktober 2004
Aduh! Gue sakit kepala neeh...
13 Oktober 2004
Ngomong-ngomong soal oldskul, kemaren se-angkot sama ebiji-ebiji gitu. Pernah ngerasain gak, waktu SD apa SMP gitu suka tuker-tukeran buku-what-so-called "diary" yang diisi sama biodata, kata-kata mutiara, artis favorit, tipe cowok idaman. Usum kénéh siah! Jadi teman-teman seangkot saya téh mengeluarkan semacam-buku-seperti-itu sementara saya culak-cileuk mencuri pandang menahan seuri. Ternyata hal paling sulit dilakukan di angkot adalah kontrol beungeut. Yang masih musim juga adalah menguraikan arti hurup demi hurup sebuah nama, entah penulis entah pemilik buku. Contoh kasus nih :
R = Rani namanya
A = Aries zodiaknya
N = Naah... bingung gue
I = Iya... pokoknya ngerti kan maksud gue?
Tapi jangan salah, mereka kreatip juga menangkap fenomena yang ada di sekeliling. Tau gak kepanjangan terbaru TBC? Tekanan Batin Cinta :D
Tes-tes Bodoh. Karena janji mo meng-upload hasil tes famous leader gue, sekalian aja yang lain.
Mmm...perasaan ada lagi, tapi di mana ya? di Quizilla tuh banyak yang cacat-cacat gitu. Oh, yang ini cupu lagi. Analisis penyakit yang diderita oleh karakter-karakter kartun, as follow :
CARTOON CHARACTERS AND THEIR APPARENT DSM-IV-TR DIAGNOSES
- Gaston (Beauty and The Beast)/Lord Farquaad (Shrek)/Lucy (Peanuts): Narcissistic Personality Disorder
- Cinderella’s Stepmother: Obsessive Compulsive Personality Disorder
- Daffy Duck/Squidwird (Spongebob Squarepants)/Grumpy (Snow White)/Justus (Courage The Cowardly Dog): Paranoid Personality Disorder
- Yosemite Sam/Mojo Jojo (Powerpuff Girls)/Bluto (Popeye)/Randall (Monsters Inc.): Antisocial Personality Disorder
- Pepe Le Pew: Delusional Disorder, Erotomanic Type
- Patrick (Spongebob)/Dopey (Snow White): Mild Mental Retardation
- Bashful (Snow White): Social Phobia
- Sleepy (Snow White): Narcolepsy
- Lilo (Lilo & Stitch)/Ralph Wiggum (Simpson’s): Asperger’s Disorder
- Ralph Wiggum: Pica
- Bart Simpson: Conduct Disorder
- Barney (Simpson’s): Alcohol Dependence
- Popeye: Intermittent Explosive Disorder, Co-Morbid With Substance Abuse (Spinach My Eye!)
- Olive Oyl: Anorexia Nervosa
- Charlie Brown: Dysthymia/Generalized Anxiety Disorder
Grunge Lagi...
I will light the match this mornin', so i won't be alone
Watch as she lies silent, for soon light will be gone
I will stand arms outstretched, pretend i'm free to roam
I will make my way, through, one more day in hell...
How much difference does it make
How much difference does it make...
I will hold the candle till it burns up my arm
I'll keep takin' punches until their will grows tired
I will stare the sun down until my eyes go blind
Hey i won't change direction, and i won't change my mind
How much difference does it make
How much difference does it make...
How much difference...
I'll swallow poison, until i grow immune
I will scream my lungs out till it fills this room
How much difference
How much difference
How much difference does it make
How much difference does it make...
(Indifference, Pearl Jam)
09 Oktober 2004
alia + dikshie
(sori banget gak bisa dateng...)
joko 'jogja' + pipit
(password-nya, jok... ;P)
Smoga jadi keluarga bahagia dan memberi saya ponakan yang lucu2 ;)
Marriage is an elevation
Take us to a higher level
To be more human
(dari undangan nikahannya yaya SR, mudah2an tidak salah kutip)
07 Oktober 2004
03 Oktober 2004
Metropolitics. Kemarin di Kompas baca tulisannya Eko Budihardjo, Metropolitics. Inti tulisannya apa ya, kalo gak salah sih--mengacu pada judul--akar masalah yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia saat ini terletak pada kancah perpolitikan. And it's actually integrated problems, soal kekeliruan kebijakan politik perkotaan dengan permasalahan-permasalahan kota (such as kriminalitas, kerusuhan, kemacetan, gelandangan, kemiskinan, dan kesengsaraan warga kota) juga dengan perkembangan kota-kota sekunder dan daerah pedesaan. Eh, btw istilahnya bukan integrated kali ya, pokoknya masalahnya bertaut satu sama lain, berkait-kelindan (hey, saya suka kosa kata eksotis ini).
Urbanisasi katanya bisa ditanggulangi dengan tiga dimensi kebijakan. 1)Perencanaan perkotaan, yang paradigmanya perlu diubah dari semula berorientasi tata guna lahan menjadi pola perencanaan yang lebih difokuskan pada landasan sistem infrastruktur: jaringan air bersih, sanitasi, persampahan, kesehatan masyarakat, transportasi, dan energi. 2)Strategi pembangunan perkotaan terkait dengan keunikan demografis dan geografis setempat. 3)Good governance.
Gue gak begitu ngerti tuh yang poin 1. Apakah instead of mengkapling-kapling lahan untuk fungsi tertentu, lebih baik menyediakan segala jenis infrastruktur begitu? Atau infrastruktur yang ada menentukan fungsi? Yang jelas sih kalo untuk Jakarta dan Bandung, perencanaan kota dengan tata guna lahan juga udah enggak, jangan lagi berdasarkan infrastruktur.
Sebenarnya ada culture shock gak sih, ketika pembangunan kota modern beserta fungsi-fungsinya yang notabene dibawa sama orang Belanda diterapin di Indonesia? Soalnya kemaren baru diingatkan soal perbedaan yang (agak) mendasar tentang Barat dan Timur. Hehe, sok tau gue ya? Kalo gue ngerasain sih tata kota tradisional masih kerasa di kota-kota kecil yang berpusat di alun-alun, tapi kalo Bandung dan Jakarta kan enggak. Tradisional enggak, modern juga kacrut. Hehe, sudahlah, gue gak kompeten ngomongin ini.
Tapi sih kalo lagi ngerasain panas-terik-pengapnya Thamrin suka mikir, kalo ntar gue punya anak dan masih kerja di jakarta, gue milih komuter aja kayak sekarang. Biar anak gue gak jadi bego gara-gara polusi udara. Tapi kalo komuter risikonya 3-4 jam sehari di jalan yak, precious time to spend. Lagian sih, berdasarkan TA gue taun 2002, kadar timbal di sini (serpong) yang harusnya background malah 2-3 kali jakarta (Hmm, anomali sih. Udah ketauan blum ya sumbernya?). Hehe, ntahlah, mikirnya kejauhan. Anto kali yang udah ngerasain bisa sharing?
Transmaterial. Buka PhysOrg, "The latest physics and technology news", jadi mikir seberapa deket (atau seberapa jauh?) sih the latest physics/technology ini sama kenyataan? How much does it matter? Gak bermaksud ke arah pertanyaan filosofis kaya The Matrix atau A.I. sih. Hehe, gue ngomongin apaan sih? Belum kompre nih mikirnya.
Tapi kalau ada yang pingin bikin novel/film futuristik, coba klik di sini. "Transmaterial is a catalog of materials, products and processes that are redefining our physical environment, based on a compilation of Blaine Brownell's "product of the week" electronic journal developed at nbbj." Siapa tau berguna.
Runaway Jury vs The Rainmaker. Runaway Jury sebagai novel, gue lumayan suka. Ceritanya a lil bit slow tapi saya kan orangnya sabar. Eh, nggak ding, maksud gue drama pengadilannya lumayan intens if you're not get bored with those facts of cigarettes. The Rainmaker sebagai novel, one of my favorites Grisham's. Yea...if u buy the story seperti perjalanan hidupnya Veri AFI gitu ;P But really, gue suka banget ceritanya yang a lil too good to be true, drama pengadilan, cheat-cheatannya, a humble love story (not too much), ups-and-downs-nya.
Runaway Jury versi film, gue ngebayangin betapa asiknya ngeliat Dustin Hoffman vs Gene Hackman (dan gue malah lupa sama novelnya karena bacanya udah lama). Dan tentu aja adegan mereka face-to-face cuma satu doang. Sebagai film, biasa-biasa aja. And who is this Gary Fleder guy? (actually, he directed Things to Do in Denver When You're Dead, about the same tone kalo gue gak salah inget). The Rainmaker versi film, well, above average. Matt Damon cucok sama bayangan gue tentang Rudy Baylor (John Cusack as Nick Easter also not a bad choice). Danny De Vito did bring certain atmosphere. Tapi sebagai karya Coppola, datar-datar aja.
Yang jelas Grisham kayanya seneng banget tema David vs Goliath gini, ya gak sih? (A Time to Kill, ring a bell?) Pengacara hijau-miskin-modal-pas2an vs big-hot-shot lawyer. Selalu diceritain pengacara gedean-nya melakukan kesalahan bodoh, terlalu percaya diri, dan membosankan, sementara "tokoh kita"-nya ulet, pantang menyerah walopun ada salib dibakar di depan rumahnya, dan tentu aja sangat beruntung.
Tombo Ati. Kemarin nih dua kali denger Tombo Ati dalam sehari. Kok bisa ya? (Beda dong sama denger Peter Pan tiga kali, itu kan gara-gara si Andri citibank bolak-balik muter tu lagu di Winamp. Ada apa denganmu, Ndri?). Yaa...bisa aja, kenapa enggak? :)
Tombo ati iku ono limang perkoro
Kaping pisan, moco Qur'an sa'maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonono
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat, wetengiro ingkang luwe
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Salah akwijine sopo biso ngelakoni
Insya Allah Gusti Pangeran ngijabahi
(Tombo Ati - Sunan Bonang)
02 Oktober 2004
Pagi-pagi udah dikasi berita gak lucu. Atau lucu banget? Kan empat sekawan (garing, an**s!) Balég wé atuh piraku Ginanjar jadi ketua DPD? Siga euweuh deui waé. Udah mah DPR setengahnya golkar jeung pdi-p. Haha, what did u expect, actually?
Yang lucu lagi sih kabinet SBY versi polling SSS. Calon menristek, selain Onno W. Purbo, none other than our beloved rector Mr. Kusmayanto Kadiman ;) Atuh, saya mo apply ke BPPT ntar kudu bayar 45 jt. Calon mentri kominfo, baladna si Edo, KMRT Roy Suryo. Atuh ntar berantem sama menristek (kalo jadi Onno Purbo).
Hari ini butuh pake tas tempo gue yang segede gaban, cupu gak ya? Biar kaya mahasiswa. Pingin jadi mahasiswa lagi sih ;P Gara-gara Tining ngimel nyeritain field trip-nya, jadi kabita. Hehe, tau gak, pingin ke tempat acara akhirnya HMTL dulu. Di Pangalengan tuh, danaunya bagus banget. Atau terasa bagus dulu sebagai pelarian karena disiksa ya? Atau halusinasi setelah hiking 9 jam? Tapi bener deh, tempatnya bagus. It's been 6 years since '98, sekarang masih bagus gak ya?
Terbukti gue orangnya gampang dibahagiakan, hehe ;P Dikasi kopi instan aja udah seneng. Eh, apa menunjukkan selera rendah ya?
Tapi kok minggu ini bete banget ya? Jeprut-isme in the air. Pikiran gue sih bilang biasa-biasa aja, I've been in harder situation. Malah lebih rusuh minggu kemaren. Tapi badan gue bilang gue stres. Tubuhmu mempunyai hak atas kamu, gitu. Ntah. Karena seminggu ini Sudirman Express officially tidak pernah ontime? Karena tiga kali kena macet najis? Karena I failed a deadline this week? Ngkali. Padahal sih sampai selasa pagi gue masih berharap bisa, euro 2000 super sucker spirit, tapi yeah... ternyata gak bisa. Gak sepenuhnya salah gue, tapi ya salah gue juga.
Pingin tidur dulu neh bentar. Cabut setengah delapan (gila aja, masa gue training telat mulu udah tiga kali). Wait, setengah delapan hari Sabtu? Ya...risiko tinggal pinggir kota ya beginih. Kemaren si Mia melontarkan wacana "ngekos". Males ah. Gue ke Jakarta pingin tinggal sama nyokap kok disuruh ngekos? Ntar, kalo di... Bogor? u wish! ;)
Aku melangkah lagi
Lewat jalanan sepi
Perlahan tapi pasti
Mengikuti ayun melodi
(Vina Panduwinata)