22 Oktober 2004

Tadi sore nonton pameran mobil di showroom terpanjang di dunia: Jalan Sudirman. Nontonnya dari busway, eh, maksudnya bis transjakarta (tapi marka jalannya tulisannya bener "Hati-hati Busway" ya?). Edan, busway, eh, bis transjakarta penuh banget. Sempet stuck lagi di HI. Trus lucu, sebelum halte Dukuh Atas ada yang nyegat gitu mo naik, pigimana caranya? (Buat yang bukan orang Jakarta, FYI, bis transjakarta itu cuma berenti di halte khusus, bayarnya juga di situ pake sistem tiket. Jadi gak bisa berenti di sembarang tempat. Eh, btw, yang bener bus apa bis sih?)

Jadi inget satu tulisan di Dilmy, judulnya Indonesia oh My Country. Gue kutipin sebagian paragraf terakhir.

Sutiyoso might be criticized for allowing the bus way project to be undergone, but see in 3 years to come, that stupid red bus with a peanut logo on it might be our savior from the chaos happening on the streets.

Gue suka banyak artikel di Dilmy, insight yang menarik. Tapi ini perkeliruan gara-gara iklan kacang garuda nih. Logo di transjakarta itu sama sekali bukan gambar burung garuda bawa kacang (du-uh...). Itu maskotnya Jakarta, elang bondol bawa salak condet. Check this out kalo gak percaya. Emang sih, baik burung garuda bawa kacang maupun elang bawa salak dua-duanya sama-sama gak realistis ;)

Naa, tapi kalo tanya ke gue Condet itu di mana, apalagi bentuknya, apalagi apakah di sana masih ada salak dan elang apa enggak, jujur aja, gue gak tau ;P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar