Udah ampir setaun pingin baca buku ini. Begitu keluar versi jilidan murahnya langsung beli, trus cari unduhan buku elektroniknya hahaha. Tapi akhirnya disimpen buat bacaan Ramadhan.
Bukunya diawali dengan rekap kilat sejarah tanah Palestina dan bangsa Yahudi di masa pendudukan Romawi. Saking kilatnya, dengan puluhan nama (nama pertama yang mirip-mirip pula) dilontarkan tanpa jeda, sampai gue gak nyadar ketika kisahnya berakhir dengan dibumiratakannya Yerusalem. Penduduknya, yang notabene Yahudi, dipariahkan. Dan bangsa Romawi kembali berjaya. Dalam situasi demikian, seorang penulis mulai menggoreskan tintanya dalam bahasa Yunani tentang seorang pengkhotbah yang mengajarkan kasih di Yerusalem, namun berakhir di tiang salib.
Demikianlah cerita buku ini sesungguhnya dimulai.
Kesimpulan setelah tamat baca buku ini:
1. Monty Python ternyata benar, di Yerusalem dua ribu taun yang lalu memang sungguh banyak juru selamat dan "juru selamat".
3. Gue gak ngerti-ngerti amat teologi Kristiani, tapi kayaknya emang ada bagian-bagian yang bisa dianggap blasfemi.
4. Baru ngerti akarnya sikap anti-semit dan kaitannya dengan Kristen.
5. Penjelasan Aslan di berbagai wawancara ngebantu banget negasin pesan-pesan di buku ini. Doi tipikal dosen idola banget sih. Betah gue dengerin dia ngomong berjam-jam.
6. Catatan akhirnya (yang ditulis dengan gaya sangat akademik alih-alih naratif) seperempat tebal bukunya. D'oh.
Ngomong-ngomong soal blasfemi, kemarin sempet debat sama beberapa orang soal karikatur ini. Kayaknya gue salah makan pas sahur.
Gue kok ngeliatnya karikatur ini secara jitu menggambarkan bahwa ISIS sudah mentransformasi simbol-simbol Islam menjadi sesuatu yang luar biasa mengerikan. Okelah kalo ga ada konteksnya gue mengerti kenapa itu dianggap menghujat. Tapi gue malah lebih ngerasa Islam dilecehkan ketika ISIS pakek bendera bertuliskan tahlil, Allah, dan Rasulullah untuk nyembelih orang. Lalu ada berita ini dan ini pulak *tedokjipat*
Ih gak nyangka kalo Felix Siauw hispster abis. Eh ini kaos satir kan? Iya kaaan? |
Oleh karena itu gan , mang kalo cenderung fanatik pada idealisme keagamaan agak ngeri gan, salah-salah malah keluar dari rel agama itu sendiri, sebaiknya kembali ke ajaran masing-masing agama yang benar tanpa menyakiti pemeluk agama lain
BalasHapus