15 Maret 2012

657

Malam terakhir di Palangka Raya, gue makan malam sama Erik, Arjan, Marieke, dan Bart Jan. Perut Erik lagi bermasalah, bahkan sampai gak ikut dua ekskursi siang harinya. Curiganya sih gara-gara ikan yang kita makan malam sebelumnya. Makanya dia cuma minum teh anget sementara Arjan, Marieke, dan Bart Jan minum bir bintang yang harganya sama dengan satu porsi makan malam. Tapi teteup... sakit perut gitu Erik masih sempet-sempetnya menyesali gak bisa ngebir malam sebelumnya. "Sebenarnya saya udah ngebayangin abis makan ikan itu, minum bir dingin enak banget. Sayang mereka gak nyediain bir..."

Gue sempet bilang, kenapa gak bawa bir sendiri aja. Dia bilang gak kepikiran dan lalu nambahin, "Kalo saya minum bir di situ juga bakal dimarahin kali." Awalnya gue nyangkal. Gak segitunya kali. Tapi dipikir-pikir iya juga sih. Nama rumah makannya juga berbau islam dan letaknya di lingkungan komunitas muslim Banjar.

Terus Erik juga berkomentar soal peraturan baru yang katanya melarang penjualan bir di minimarket-minimarket*. "Saya gak suka arah semua ini." Ah sialan lo. Negara-negara gue. Tapi karena dia profesor (haha), dan dengan mental inlander yang paripurna, gue cuma ngeles, "Iya soalnya anak-anak di bawah umur suka ikutan beli, dan itu gak ditindak. Makanya dilarang aja sekalian."

Selingan: Sebenarnya duluuu... kepikiran menulis ini adalah untuk sebuah pertanyaan, 'Sejak kapan Indonesia menjadi negara itu?' Gara-garanya juga kesandung beberapa komentar sampah di jagad maya, yang membawa-bawa islam, untuk topik yang sebenarnya ga berhubungan. Misalnya jembatan putus di Lebak sama dokumenter rokok yang sempet rame itu. Walopun sampah, bukan berarti ga ada pencetusnya kan? Dulu banyak peneliti datang ke Indonesia untuk meneliti islam-nya Indonesia yang unik. Tapi ah, sudahlah.

Nah, sekarang menulis ini lebih karena fotonya Mas Paman ini. Dua anak kecil dan sebotol minuman beralkohol. Boleh saja berbaik sangka, tapi jangan-jangan dalih gue ke Erik itu emang demikian adanya.

Indonesia memang serba salah. Mau semua gak boleh kok kayak ngurusin anak kecil. Tapi kenyataannya emang banyak orang-orang yang gak bertanggung jawab gitu. Dan lalu kita akan berdiskusi soal kurangnya pendidikan dan kesenjangan ekonomi. Karena berita kriminalitas yang berhubungan dengan minuman keras adalah jenis-jenis berita katro yang biasanya muncul di koran-koran macam Pos Kota, gue sempat berpikir bahwa emang dua itu akar masalahnya. Tapi lalu kita punya kasus Tugu Tani yang pelakunya berduit dan berpendidikan.

Penekanan berlebihan pada pendidikan adalah salah satu politik kaum kiri yang dikritik oleh Joseph Heath di Filthy Lucre, seolah-olah dengan memberikan informasi semua masalah akan terselesaikan. Faktanya, menurut Heath, kebanyakan orang mengetahui akibat perbuatannya (minum, merokok, punya anak 6, ikutan MLM), tapi mereka kekurangan insentif untuk tidak melakukannya. Tapi Heath emang bicara tentang Kanada (dan Amerika) yang ambang batas minimal tingkat pendidikannya lebih baik dari Indonesia. Kalo di sini, hmmm... deket Jakarta aja masih bisa nemu orang yang gak bisa baca.

Komentar Erik tentang dalih gue, "Ya gak gitu dong. Kalo ada aturan (anak di bawah umur gak boleh beli minuman keras), aturannya yang diikuti." Mengutip Paman Tyo, "Di banyak “negeri kafir”, anak kecil dilindungi. Jika kedapatan menikmati alkohol maka orangtuanya akan dipanggil polisi dan penjualnya pun bisa kena jerat hukum. Bahkan menjual alkohol dan rokok dekat sekolah pun merupakan hal terlarang." Sebenarnya ada aturannya ngga sih? Jangan-jangan gak ada?


*Gue ga tau aturan mana yang dimaksud Erik. Setau gue yang ada malah pencabutan sejumlah perda tentang minuman keras.
**Kalo ngomongin soal alkohol dan budaya, ada tulisannya Cokhy yang cukup lengkap di sini.
***Gambar diambil dari shutterstock.com dan diedit secukupnya
****Gue harus nambahin ini. Ternyata lalat pun mabuk-mabukan ketika patah hati. :))

5 komentar:

  1. indonesia is an unregulated liberal country.
    gimana bisa kelinciku merokok di depan umum pas masih SD kalo gak gitu.
    ditambah kelompok masyarakatnya ada yang sedikit bipolar. jadi emosinya bisa berubah seketika dan gak ketebak. mungkin itu yang terjadi kalau sudah tersungging sama urusan agama.
    tapi gw masih percaya kalo kita ini hepi

    BalasHapus
  2. masalahnya hukum kita sudah f****d up. bukannya hukum itu harusnya melindungi golongan yang lemah dan minoritas ya? hukum di Indonesia malah sebaliknya. makanya ketika muncul perda2 syariah itu:
    1) banyak yg ga penting dan ga practical, bahkan buat warga muslim sendiri. apalagi buat nonmuslim
    2) penegakannya cenderung reaktif, over acting pencitraan, miopik

    idealnya buat gue: gue ga keberatan ORANG DEWASA minum dan merokok and whatnots. dosa mah urusan lo sama tuhan. because they're adults and should be held responsible for what they do. tapi... ketika mereka mabuk lalu nyetir, mabuk lalu mukulin istri, mabuk lalu ngerampok circle-K, mereka harus ditindak. dan kalo mereka ngerokok di ruangan ber-AC, mereka harus dikurung di lemari. kalo ANAK-ANAK, orang tuanya harus tanggung jawab. although boys will be boys, aight? tapi masalahnya balik ke penegakan hukum

    happiness is a state of mind sal :D
    tapi tentu saja indonesia negara paling hepi sedunia kok

    BalasHapus
  3. kalo soal minimarket ga bisa jual bir itu, gua sama ama elu yang bilang... negara2 gua. emang kita masih ga bisa kontrol itu. jujur aja. lagian kalo mau ngebir doang, tinggal ke supermarket juga gampang. ga usah dibikin susah.
    kalo soal agama2an. sebenernya gua adalah orang yang hampir 6 bulan terakhir ini berpikir untuk tidak lagi bicara soal kelakuan orang fanatik agama yang anarkis itu. selain bikin capek dan gak menuju manapun, gua belajar kalau bicara (apalagi dalam forum) adalah memberikan ruang untuk promosi pada orang2 yang keras itu. gua malah cenderung menghindari apapun yang bertema itu sekarang ini.
    kalau kita tidak bicara, tidak ada forum perdebatan. semoga suatu saat obrolan itu berhenti.
    berhubung gw percaya apa yang pernah dibilang gus dur di tv. dia bilang orang indonesia itu pinter, toleran, dkk yang bagus2. jadi pada dasarnya kalau kita dianggap keras, bagi gua itu kegilaan media yang lebay. plus para politisi kita yang emang gilingan padi pengen ngubah peraturan yang emang akhirnya dampaknya bisa gede sih. kalo masyarakat sih sebagian cuma korban provokasi. hehe.
    tapi emang faktanya banyak dari kita mudah terpengaruh. dan gua percaya ada yang lebih gede dari semua itu...
    gua pernah bingung karena tiba2 akhir tahun lalu bokap gua bicara seperti orang2 islam keras. ternyata dia baru dengar ceramah pas jumatan. dan aneh bin ajaibnya, isi ceramah itu sama persis sama yang didengar aji di jakarta barat. trus anehnya lagi, gw pernah denger langsung isi yang sama juga di jakarta timur. sama urutannya, sama isinya.
    makanya... the least i can do is stop talking or debating about the fundamentalist. karena ada di luar sana yang sedang mencekokkan kita dengan pengaruhnya.
    gua pikir mendingan lakuin apa yang gua bisa. dan jelas gua harus berdiri dimana. gua sempat berpikir sendiri, misalnya nih... gua suatu saat harus pergi ke aceh, misalnya... apakah gua mau pakai rok, atau gua akan pakai celana panjang seperti yang biasanya gua lakukan. berhubung gua anggap peraturan kewajiban pakai rok itu salah satu hal yang gua tentang.
    gua masih belum tau jawabannya berhubung belum pernah ke aceh lagi.
    sebagai orang jawa gua percaya, akan ada suatu masa dimana becik ketitik, olo ketolo. anggota dpr dari partai islam ketahuan selingkuh atau liat video porno baru awalnya. alam bakal menyeimbangkan. masyarakat lama2 bisa muak sendiri dan tahu mana yang bener, mana yang nggak.
    jadi era aquarius akan jadi lebih baik. semoga...
    ini adalah komen terpanjang gua seumur-umur

    BalasHapus
  4. btw... nyokap gw yang dulu bete gw ga pernah nyoblos pemilu memutuskan 2014 tidak akan nyoblos. dia tetap akan masuk dan merusak surat suara seperti yang akan gw lakukan.
    alam akan menyeimbangkan ran... masyarakat bisa muak. hehe

    BalasHapus
  5. your post is nice.. :)
    keep share yaa, ^^
    di tunggu postingan-postingan yang lainnya..

    jangan lupa juga kunjungi website dunia bola kami..
    terima kasih.. :)

    BalasHapus