345

Ternyata, cinta orang dewasa itu rumit ya? Maaf, gue ga bisa menemukan istilah lain yang ga bikin sakit perut. Maksud gue, yang-katanya-cinta selepas umur belasan dan ketika sudah melibatkan sepasang buku dan/atau makhluk-makhluk kecil lucu tidak berdosa.

Berat.

Gue pertama menyadarinya pada suatu taun yang gue sebut annus horribilis gue. Ketika seorang sahabat mengucapkan delapan kata yang bikin gue kayak kesambar petir (tentu saja saat itu gue bukan sahabat tapi seorang oportunis pengecut yang gak berani bilang "Gue suka sama lo").

Dan ternyata, gue masih ketemu dan ketemu cerita-cerita seperti itu.

Kalo boleh milih, gue milih ga tau. Gue milih percaya bahwa cinta itu tulus dan suci dan melibatkan putri-putri cantik dan ksatria-ksatria penunggang kuda putih. Dan mereka hidup bahagia selamanya.

Atau mungkin, segala kerumitan ini terjadi gara-gara ada orang-orang yang percaya bahwa cinta itu tulus dan suci dan melibatkan putri-putri cantik dan ksatria-ksatria penunggang kuda putih dan mereka hidup bahagia selamanya?

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Damono)

PS#1: Iya, Sapardi Djoko Damono. BUKAN Kahlil Gibran. Atau Taufik Ismail
PS#2: Maaf kalo ada yang merasa tulisan ini menyinggung atau membuat geer. Ngga maksud. Namanya juga curhat.