286

"Ok, nanti saya follow up ya."
"Jadi cukup ya Mbak, saya gak perlu confirm lagi ke sana?"
"Ya."
"Ok, makasih Mbak."

Matiin HP. Tarik napas panjang. Satu. Dua. Tiga.

Yiiihaaa!

"Belanda euy, Belanda," Athun menimpali sorakan gue. Seisi speedboat, termasuk Sony, Pandu, dan Pak Misdi yang ada di bagan ikut ngeliat senyum lebar gue. Jadi euy, gue kuliah ke Belanda!

Bukannya mengejar konflik dan dramatisasi kalo urusan konfirmasi dan segala macem ini terpaksa gue beresin via telpon di tengah waduk Saguling. Di telinga gue udah terngiang-ngiang suara Edo, "Rani bangeeet..." Sumpah, gue udah berusaha beresin semua sebelum berangkat biar gue gak lagi-lagi kepentok sama urusan cecereme kaya gini, tapi kok ya adaaa aja. Ngomong-ngomong, alamat email itu gak case-sensitive kan?

Lewat sudah... Tiga hari 'tuk slamanya
Dan kekallah... Detik-detik di dalamnya...

Baru kemarin aja gitu gue maki-maki film 3 Hari Untuk Selamanya, kok ya tiba-tiba gue bisa menghayati perasaannya Ambar ketika dia memandangi surat dari Cambridge University atau apalah itu. Emang sih, tiga hari kemarin di Saguling itu gak akan mengubah keputusan gue atau gimana, seperti juga tiga hari dalam 3HUS kayanya gak mengubah apa-apa pada karakter-karakternya (angger... keukeuh). Cuma gue udah siapin folder khusus di otak gue buat detik-detik di dalamnya. Detik-detik dalam speedboat di tengah Sungai Citarum, sambil memandangi kapal-kapal yang lalu dilatari suara orang mengaji yang terdengar sayup-sayup menyongsong matahari yang mulai terbenam. Halah!
_____________________________
PS: Posting ini ketunda karena masih terlalu banyak urusan yang mesti diberesin. Tapi karena (ternyata) banyak yang nanya, ya sudah gue posting aja. Buat yang udah nanya, makasi Doain semua kelar pada waktunya ya. Sumpah, kali ini bukan karena "Rani banget"