08 November 2004

I promised someone this posting. Sebenarnya ntah juga kenapa masih butuh penjelasan 'cause I did make looooong explanation (believe me, it's long) over YM. And I didn't know he logged out (hehe, siapa yang bego coba). I think I just need to scold at him.

The question was about jilbab, in relation with his girlfriend. Gue jawab menurut gue--for myself--jilbab itu wajib. Then he asked more explanation ("gak usah pake ayat"), and he added "menurut gue semua yang pake jilbab itu penipu." Hey...!

Sebelumnya gue jelaskan dulu, konteks percakapannya adalah gue lagi di Prapanca ngejar presentasi. It's really late, the day was quite tiring, I hadn't understand all the stuff for the next day's training. So I didn't pay a lot attention to the side statement (I was doing "electrical safety" on powerpoint, btw). But after a while, I just realized...

WOOOY! CUPET BANGET SIH TU PEMIKIRAN!!!
Really, that is so unfair. Lo boleh gak setuju dengan jilbab, lo boleh gak suka sama orang yang pake jilbab, but u can't accuse someone's fraud or hypocrite just like that. Even if emang ada yang "penipu" (I don't really get this term, actually), lo kan gak bisa menggeneralisir semua orang! And I'm not saying this because I wear jilbab. Kalo lo bilang "semua yang pake rok mini itu penipu," gue tetep akan bilang lo cupet juga. (Why, why u always have to be extreme about everything? And u're a journalist now, how come u be so unreasonable and...biased?)

I think it's kinda tiring have to explain about this, because I know where u're at. But, hey, siapa tau ini bisa bikin puasa gue yang taun ini gak mutu banget jadi rada lumayan.

Jadi gini (my favorite line to start an explanation, innit?). Pakaian, punya tiga fungsi: proteksi, estetika, etika. Proteksi artinya melindungi dari sengatan matahari, tergores, masuk angin, hal-hal seperti itulah. Estetika artinya pakaian harus terlihat bagus, pantas (well, cut the grunge fashion out of this). Etika artinya pantas juga. Sopan. Dengan batasan yang mungkin berbeda dalam fungsi ruang dan waktu. That's why Islam memberi batasan yang kita kenal dengan nama aurat.

Kenapa harus dibatasi seperti itu? Ada banyak argumen sih. Yang ekstrim bilang supaya terlihat tidak menarik di depan cowok, jadi gak ada yang macem-macem. Ada juga yang bilang untuk menegaskan identitas sebagai seorang muslimah (hehe, jadi inget AACC suatu malam dan sali dan... Blue Velvet ya sal?). Lo pingin jawaban yang menyenangkan atau gimana? How about 'coz we're only human and that's what we do. Setting rules and guidances. Toh etika juga aturan. Melanggar demokrasi dan kebebasan berekspresi? Really... It's a choice. U go to a theme party, u follow the dress code. U chose Islam as ur religion, u take the whole package. Aduh! Kenapa gue jadi kaya yang fundamentalis gini ya?

Maksud gue, well, at first u should agree that batasan itu harus ada. Kalo nggak ya udah, perspektif lo sama gue dah beda. Hasta la vista baby. Tapi kalo lo sepakat bahwa batasan itu harus ada, pertanyaan selanjutnya adalah apakah dalam berpakaian ada batasan juga. Kata gue harus ada, karena berpakaian itu sebagian wilayah publik (tidak semata-mata privat).

Kalo ada cewek pake rok mini naik angkot dan terus sibuk sendiri narik-narik roknya (yang toh gak akan tambah panjang) sementara di depannya ada cowok yang dalam pikirannya perang antara pingin berpaling sama pingin melotot, yang salah siapa? Bingung kan? Gue sih gak mau nyalahin, cuma ngasih contoh bahwa pakaian itu wilayah publik.

Kalo pertanyaannya, kenapa batasannya begitu, I just can only guess. It's the safest, I think. Pengertian aurat tuh apa sih? Yang nafsuin kali ya? Manalah gue tau sampe segimana sebenarnya yang nafsuin itu, kan conditional juga. Kadang-kadang segini, kadang segitu. Ya ambil batas atas aja. Gitu kali. Tapi yang ini tebakan gue sih.

Kalo lo tanya gue, kenapa gue dulu memutuskan pake jilbab, sayangnya lo gak bakal dapet jawaban filosofis. I'm way too pragmatist, gue cuma--as I said--berkeyakinan bahwa itu wajib. That's all. Cuma masalah waktu aja. Tapi setelah gue pake, it feels right:
- People give a lil more respect. At least mengurangi orang yang iseng godain (altough some do change "hai cewek!" jadi "assalamu alaikum" dengan nada yang sama, tetap menyebalkan)
- Gue merasa lebih secure, lebih nyaman dengan diri sendiri, lebih bebas
Ah, screw! Susah ngejelasinnya. Jadi muter-muter ga jelas gini. Gue saranin lo baca buku ini deh, Pingkan, Sehangat Mentari Musim Semi. Ada penjelasan yang bagus di situ. I can't explain better than that. Kalo buat gue sendiri, as simple as that. It feels right.

Dan kalo ada yang menganggap jilbab gak wajib, jilbab wajib tapi belum siap, tapi belum ini belum itu, I totally respect. Tapi kalo lo emang ada di ekstrim yang lain, hormatin juga dong orang yang pake jilbab apapun alasan mereka.

Kalo lo bilang lo pingin cewek lo lepas jilbab dan lo tanya gue, u know where I'm at. But hey, it's ur life, ur girlfriend. Kalo dia mau, no business of mine. I just don't think that's right.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar