Mbak Nina. Kemaren pagi begitu masuk gerbong 2 langsung melihat familiar face at unfamiliar place. Mbak Nina! Mau mudik, berangkat dari rumah kakaknya yang di batan. Hiks, hiks, orang-orang udah pada mudik saya masih saja bekerja :(
Polusi. Jakarta sudah terpolusi berat ternyata (hallow...rani, ke mana aja?). Naik ke atap ngeliat ke arah monas udah agak-agak nge-blur gitu, kaya berkabut. Padahal jaraknya gak nyampe lima ratus meter.
Bandung sih emisinya mungkin gak separah jakarta. Tapi bentuknya yang kaya mangkok itu gawat juga, because it traps dirty air. Dulu gue pikir yang parah tuh daerah bottom, lebak siliwangi dan sekitarnya. Tapi ngobrol sama orang swisscontact, yang parah tuh justru ke atas-atas sebangsanya dago atas, ciumbuleuit... hehe, ternyata...
Mungkin sudah saatnya mempertimbangkan untuk pake masker?
Sinetron. Sinetron bego? Gak aneh. Tapi ngomong-ngomong soal masker, I just want to add the list.
Pasien : "Saya masih harus pake masker dok?"
Dokter : "Maskernya boleh anda buang. Selamat, anda ternyata tidak menderita SARS."
Percakapan yang sudah cukup bodoh. And u think it happened in hospital? Nggak, ternyata. Dokternya di RS, pasiennya di rumah and they talked over telephone. Bagus ya, ada pasien terindikasi penyakit sangat berbahaya, airborne pula, boleh pulang sebelum ketauan penyakitnya. Nice...nice...
Email. Ini potongan email yang gue kirim ke temen gue. Hehe, cupu ya, mengutip email sendiri ;) Biarin, kita kan narsis.
gue sih orang yg berpikir bhw sesuatu yg lebih nyata terlihat manfaatnya drpd mudharat-nya, kerjain aja sih! drpd lo bingung dan malah ga dikerja2in. gw pernah ada di situ, di sebuah ruang-waktu ketika gue merasa "gue shalat harus jelas kenapa", "gue dzikir harus jelas kenapa". i spent hours with my friends in discussions titled "theology". itu berguna buat gue. tp kalo gue maksain jawabannya dan belum ketemu dan terus gue gak shalat, gue jd nanya ke diri gue sendiri, "gue males apa sok ilmiah?". diskusi itu salah satu cara nyari jawaban. cara lain, tanya sama yg nyuruh. tanya sama Allah. dan Dia jawab. pernah denger ayat ini, gue lupa persisnya "ketika kamu mendekat pada-Nya satu langkah, Dia mendekatimu lima langkah", something like that. dan sisanya adalah gue berperang dgn setan di diri gue. udah jelas2 tau harus shalat, ya shalat. jangan males dan berlindung di balik alasan "gue belum dapet esensinya"
Eh ralat, ternyata bukan ayat tapi hadits. Hehe, kalo bulan puasa omongannya jadi religius gini yak? ntah bulan depan ;P
“Jika ia manusia bertaqarrub (beribadah) kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia berataqarrub kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepada-Nya satu depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At Tarmidzi, dan Ibnu Majah).
Parcel. Klien gue (sebut saja yang punya gedung) ngirim parcel ke bosnya caltex. Lampu duduk, guci, hiasan perak, estimasi gue sih sekitar 2,5 jutaan, tapi ntah juga ya. Eh, dibalikin. Keren juga. Yang jelas kemaren sore sibuk ngurusin tu parcel supaya dibalikin ke rumahnya bos. Kebetulan ada orang pusat yang mau balik (rumahnya bos dan kantor pusat di daerah kuningan), disuruh bawa. Tapi mobilnya sedan, gak bisa masuk tu parcel. Nelpon ke pusat si bos ngomel-ngomel lagi. "Harus dibawa sekarang, mau dikasiin pejabat!" Nah lu, dikasiin pejabat apa gak dibalikin lagi yak? ;P
Internet. Kacau ni internet, nyambung susah banget, sekalinya nyambung cuma 16.8 kbps. Buka google aja ga bisa.
Manglé. Kemaren-kemaren di kamar gue ada tiga kuntum melati layu. Dari sanggulnya Vira yang merit minggu kemaren (bukan vira tanka, vira kakak kelas smp gue). Nyokapnya Vira sendiri yang ngambilin dan ngasih buat gue. *sigh*
"Ya no la quiero, es cierto, pero tal vez la quiero.
Es tan corto el amor, y es tan largo el olvido."
(Neruda--whoelse?)
hey,wonderwall,kita masi temenan kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar