06 Juni 2004

Why do I give away my chair in public transportation to woman my mom's age?

Terinspirasi satu episode Balada si Roy, sebenarnya. Lupa judulnya, tapi di situ Roy bilang dia kasih kursinya di bis ke seorang ibu karena berharap Mamanya akan mendapat perlakuan yang sama kalo naik bis juga.

But it's just something I do. Gotta admit, not all the time sih. But I try to. Dan baru beberapa minggu yang lalu nyokap gue bilang bahwa beliau sering dikasih kursi sama anak seumuran gue/adek gue. Nyokap juga mikirnya itu karena gue/adek gue suka ngasih kursi sama ibu-ibu. There, it works.

I'm not so much fascinated with Hindi's karma, tapi gue percaya bahwa apapun yang kita kerjain, baik atau buruk, akan dapet balesan. Not always in metaphysical way, tiba-tiba tangan Tuhan ikut campur dan membuat yang gak mungkin menjadi mungkin*). Justru dengan tools yang tersedia, hukum alam yang kalo di Islam disebut sunatullah, what-so-called karma happens. Is it weird? Not really. Inget Pay It Forward? Buku ini gue baca empat atau lima kali karena gue terkesan sama idenya, seorang anak kecil yang mengubah dunia lewat ide sederhana. Ketika kamu berbuat kebaikan, jangan balas ke orang yang berbuat baik ke kamu, tapi balas ke tiga orang yang lain. Dan "gelombang kebaikan" akan menyebar ke seluruh dunia dalam pangkat tiga. Ok, gue tau itu utopis banget. But the idea's just GReat! Bukannya MLM dan friendster bekerja atas dasar prinsip yang sama, it'll come back to you. Picture this, ketika lo ngasih kursi lo di bis atau kereta, mungkin ada sepuluh orang yang ngeliat. Dari sepuluh orang itu, mungkin ada satu yang mencatat dalam hatinya, dan melakukan hal yang sama di depan sepuluh orang lagi. Dan seterusnya, dan seterusnya. Until it reaches your mom. Ok, it may not that dramatic. Dan tentunya itu juga berlaku untuk hal-hal yang negatif. But that's my understanding of karma.

And it even reaches me back. Padahal gue tidak termasuk kategori orang yang akan gue kasih tempat duduk. Kalo gue udah liat sekeliling dan gak ada orang laen yang lebih pantes, ya udah gue duduk. Dan karena yang ngasih pasti cowok, we'll get into feminism then. Satu artikel yang gue baca minggu kemarin di /dilmy, Ladies First, Sexist? According to me, yes, it is.

I think, in a way, "ladies first" did come from assumption that women are weaker than men. Gue gak tau gimana meng-apologi ini. Gue pikir walopun secara fisik laki-laki dan perempuan itu emang beda, it's still a lil bit out-of-date. Beside, apa susahnya sih buka pintu atau narik kursi sendiri? Even berdiri di kereta selama sejam pun gak segitu butuh kekuatan fisik deh (kalo soal capek, siapa sih yang gak capek kalo pulang kantor jam setengah delapan malem, come on...). Akhirnya, gue lebih milih setuju sama artikel di /dilmy itu aja deh, balikin ke orangnya. Tentu dengan perkecualian umum, ibu-ibu hamil, misalnya. Atau orang-orang yang jelas jauh lebih tua dari kita (nenek-nenek DAN kakek-kakek, wouldn't it be funny if someone's your grandpa's age give away his seat to you?)

*)Gue jadi inget satu episode Beverly Hills 90210, ketika tokoh-tokohnya udah berbuat baik selama satu jam (yeah, right) dan di akhir bis mereka secara ajaib menembus sebuah bis yang jalan bersilangan sehingga akhirnya terhindar dari tabrakan. Hollywood! *sigh* What can I say

Tidak ada komentar:

Posting Komentar