21 Mei 2008

336

Bandung, 2001

Malam agaknya tidak pernah benar-benar turun di ruangan dua kali tiga meter persegi itu.

Ada keakraban yang kental dan pekat, sekental kopi dalam gelas-gelas bekas akua yang isinya tinggal separuh, sepekat asap rokok yang kotaknya bertuliskan peringatan pemerintah bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Tas-tas dengan warna asli yang meragukan digeletakkan sembarangan bersama buku Fluid Mechanics setebal lima senti. Di rak, Das Kapital bersisian dengan Pendidikan Kaum Tertindas dan Rich Dad, Poor Dad, di bawahnya Religion of Java, Bumi Manusia, Jejak Langkah, Supernova, Muslim Tanpa Masjid, Schaum's Outline of Discrete Mathematics, dan Kamasutra. Di sudut yang lain ada sebuah komputer yang monitornya menampilkan screensaver ikan dan speaker aktif-nya memutarkan Crawling untuk ketiga kalinya. Tak jauh, sebuah kaki telanjang tak sengaja menendang printer ringkih yang ditempeli kertas bertuliskan “print warna 400/lbr hitam-putih 250/lbr (kertas sendiri) kertas + 50/lbr”. Pemilik kaki itu tidur lelap, kepalanya tepat berada di bawah bendera dengan lambang dan tulisan “Pusat Studi Humaniora”.

Hanya jam dinding yang menunjukkan pukul 1.15 dan dengkur pelan pemuda awal 20-an itu saja yang sedikit menunjukkan bahwa saat itu adalah tengah malam. Atau dini hari, tepatnya. Empat orang lain di ruangan itu, juga pemuda awal 20-an, sedang membuat partai. Truf, permainan wajib mahasiswa se-Indonesia.

“Tiga… tiga… dua… lima…,” salah seorang dari mereka, pemuda gondrong dengan kaus putih yang belel sekali, menyeringai. “Ca?”

“Haha! Turun tiga-lah!” pemuda berkemaja kotak-kotak di sebelahnya menjawab dengan bersemangat sambil mengambil kartu lima sekop-nya.

“Anjiiis!” pemuda yang duduk tepat di seberang si gondrong, berkaus hitam dengan tulisan “Since 1920”, mengumpat.

Permainan-entah-ronde-keberapa dimulai. Suara lembut kartu dibanting diselingi umpatan dan makian yang agak kurang intelek sebenarnya. Dan percakapan agak serius.

“Hah? Karin mana lagi nih?”

“Hehe, multifokus itu penting kawan,” si pemegang truf menyeringai.

“Maksud lo multifokus tapi gak dapet satupun?” teman di sebelahnya, pemuda keriting dengan kaus merah, menyambar.

“Gak gitu. Multifokus tuh investasi perasaan lo lebih kecil tapi peluang keberhasilan lebih gede.”

Jam dinding bergerak malas ke pukul 2.00. Kartu-kartu masih dikocok dan dibagikan.

“Masukin racun ke sumber air. Itu cara yang paling gampang.”

“Bukannya air Cikapundung itu emang udah beracun?”

“Hahaha! Lo pikir yang lo minum hari-hari tuh aer apaan?”

“Maksud lo taro sianida di reservoir-nya PDAM?”

“Yaa… kira-kira gitulah.”

“Kalo gue sih, total demolition. Ratain aja pakek bom.”

“Gak kreatif lo.”

“Oh yeah, dan ide meracuni sumber air itu original ya?”

“Kenapa gak culik aja anaknya walikota, trus minta tebusannya apa… gitu.”

“Hah! Lo abis nonton apaan?”

“Kalo gue sih, gue sebar sebelas insinerator raksasa, kontrolnya gue bikin online, gue penuhin plastik. Kalo operasinya bareng dengan temperatur di bawah tiga ratus, gue jamin Bandung mabuk sama dioksin.”

“…”

“Anjiiis! Udah truf lagi?”

Kangen. Kangen bugos. Kangen presidium malam. Kangen diskusi teologi. Kangen Jeproet Society.
Bonus track: tata cara bermain truf dan perangkat lunak yang mendukung

4 komentar:

  1. masa-masa itu, ang. masa-masa itu.

    BalasHapus
  2. Hehe. Kemarin teringat Tony D'Amato.
    On any given Sunday, you're gonna win or you're gonna lose. The point is, can you win or lose like a man.

    Duh, ngganteng sekali Oom Al itu ya? *OOT*

    Ya, masa-masa itu :)

    BalasHapus
  3. Hohoho, itu quotes pernah jadi sampul bugos yang mana ya? Juga ini gombalannya Don Juan, "Every woman is a mystery to be solved.."

    Ngeracunin kota pake dioksin hasil pembakaran plastik dari insinerator. Nice. Gorok2an dulu sama bos lapak buat ngumpulin plastiknya...:D

    BalasHapus
  4. Kekekek... itu gue quote di LPJ, coz the movie did inspire me when I was down (haha, u know lah, series of BPK meeting and stuffs)

    "Every woman is a mystery to be solved. But a woman hides nothing from a true lover." Sedaaaap... Inget Niki dan cakru2 dengan topengnya :D

    BalasHapus