06 Februari 2008

316

Jum'at dinihari tanggal 30 May 2003

Ternyata ada seorang teman ITB senior yang tidak mau menyebutkan angkatan berapa dan dari jurusan mana. saya mengenal dia sebagai anak ITB karena pada dini hari tadi bernyanyi, menyanyikan lagu mentari dua. Dia seorang karyawan Unocal, dan bermain gitar di atas Helipad menyongsong matahari terbit.

"indah sekali....... walaupun saya melihatnya tidak begitu jelas, namun keindahaan ciptaan Tuhan masih bisa saya tangkap. Ternyata dunia sangat luas..... namun sayang dimataku dunia terbatasi oleh dua bingkai besi kecil dan terhalang lensa tipis......," si oom tua itu berujar sambil membersihkan kacamatanya yang berembun.

dia pun mulai memainkan guitarnya......

"kulihat disana sinar mu merekah...

Berikanlah cahaya mu pada negeri ku....

dengarlah suara... seruan rakyat mu

tertindas terbelenggu, menanti tangan mu....

berikan cahaya mu bagi negri ku......."

Dia pun berceritra tentang kerinduannya pada kampung halamannya di nun jauh di sana.... sebua desa terpencil di Tasik Malaya.... kerinduan pada para petani yang mencangkul sawah dan kebun... pada anak-anak gembala kerbau.... dan pada kuburan sang istri yang meninggal pada saat melahirkan anaknya.

Saya pun terbawa suana si oom.... ikut menyanyi... walaupun suara saya tidak semerdu waljinah atau dorce gamalama.... tapi cukup PeDe untuk bersaing dengan suara Rio Febrian lah... hehehehe.... Kita bernyanyi tentang kerinduan.... kedamaian.... dan mulai mengantuk. tepat jam lima tiga puluh kitapun beranjak dari helipad menuju galley untuk bersantap pagi dan berlanjut ke ruang tidur masing-masing.... sambil mengantungi kerinduan didalam relung jangung.

saya terbangun, jam ditangan menunjukan jam sepuluh...... "Wakitunya Coffee Break !!!"

saya pergi keradio Room, saya dapatkan pesawat telpon dan saya pijit sederet nomor kombinasi.....

"halo....., kamu masih meeting?........ nggak.. nggak ada apa-apa........ cuman saya mau bilang saya kangen sama kamu....."

(gak sengaja nemu tulisan ini ketika mengacak-acak arsip lama dengan kata kunci "gombal". ditulis oleh seseorang yang udah gak mungkin menuntut hak cipta ke gue. damai di sana mbah)

3 komentar:

  1. romantic and touching, halo mbah...

    aku udah aneh aja liatnya, tulisan lo kok kek gitu...ternyata.

    BalasHapus
  2. Yang ngarang Jendral Besar Suharto ya teh? kok dah gak bisa nuntut ....

    JIM
    (yang gak konsisten nama dan nicknamenya)

    BalasHapus
  3. maksudnya mbah harto, jim? :D

    BalasHapus