10 Februari 2008

317

Gara-gara mengunjungi blog-blog seleb (bukan seleb blog, hehe), jadi nyasar ke blog-nya Tyas Abiyoga, produsernya Naga Bonar (Jadi) 2, yang kalo gak salah tak lain adalah anaknya Budiati Abiyoga. Hmm... sampai sini, sudah merasa ada yang aneh? Yup, gak ada halaman yang cukup bermutu yang gue bisa tautkan. Menurut gofugyourself, tidak punya lema di wikipedia sama saja dengan tidak eksis. Bahkan di IMDb, entah siapa yang memasukkan data, nama beliau ditulis Budiasi Abiyoga. Duh... :(

Padahal Budiati Abiyoga adalah salah satu pahlawan [1] gue. Di Festival Film Kine Klub taun 2000 [2], gue milih beliau untuk penghargaan... apa ya namanya gue lupa. Semacam lifetime achievement award gitu. Yang akhirnya jatuh ke tangan (alm) Teguh Karya. Tapi... dari belasan film yang kita tonton waktu itu, sekitar setengahnya diproduksi sama Prasidi Teta Film, ya tak lain Ibu Budiati itulah.

Selain kenyataan bahwa beliau memproduksi banyak film-film keren, yang agak personal buat gue adalah... beliau lulusan TL! Teknik Penyehatan, tepatnya, dan bahkan pernah jadi ketua HMTP. Jadi kalo gak salah tangkep waktu ngobrol di FFKK itu, beliau bilangnya tetep jadi konsultan juga. Keren deh pokoknya.

Ngomong-ngomong soal pahlawan, gue punya pengalaman lain yang agak-agak gak mutu dan memalukan. Ceritanya waktu orientasi CPNS LIPI [3]. Kita ada satu sesi di LIPI Pusat, presentasi dari orang-orang yang diharapkan dapat memberi inspirasi gitu. Setelah sambutan-sambutan yang... gitu deh, tampil Pak Arief Rachman. Tau dong, beliau kalo presentasi kan yang asik gitu. Ngantuk gue mendadak ilang.

Cuma ya emang dasar, karena malemnya acara sampe larut di tempat kita nginep di Pondok Gede, jadilah selesai Pak Arief gue ngantuk lagi. Dan muncullah pembicara berikutnya, seorang dokter dari UI yang sudah bertekad untuk menjadi peneliti. Beliau melanjutkan sekolah di Australia, ada fotonya dengan rambut gondong dan celana cutbray. Ketika beliau mulai bercerita tentang DNA dan degenerasi telomer, gue setengah mati berusaha supaya tidak terdegenerasi ke alam mimpi.

Usaha yang agak sia-sia.

Sampai saat-saat terakhir menjelang presentasinya berakhir, ada suara-suara yang menembus otak bebal gue. Eijkman. DNA. Eijkman. Telomer. Eijkman.

Ya ampun! Itu kan Pak Sangkot Marzuki[4]! Lembaga Eijkman! Salah satu yang menginspirasi gue untuk jadi peneliti. Dan gue TIDUR??!!

What have I missed? :((

[1]Terjemahan dari hero, hmmm... heroine tepatnya. Aneh ya? Abis apa dong, hihi :D

[2]Festival gak penting ngabis-ngabisin anggaran Senakki :P Halo Pak Jufri! :D

[3]Duh, sampe sini aja udah gak mutu ya? :(

[4]Profesor Sangkot Marzuki adalah peneliti di bidang biologi molekuler dan medis, pendiri sekaligus Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman. Pahlawan gue yang lain. Gue baca profilnya bertaun-taun yang lalu dan yup, kisahnya menginspirasi gue untuk pingin jadi peneliti.

3 komentar:

  1. Gue nonton Spider-Man 2 nih, trus Aunt Mary ngomong gini (klise sih, dasar orang tua, tapi ya sudahlah): "I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride, even though sometimes we have to be steady, and give up the thing we want the most. Even our dreams."

    Nah, poinnya adalah, kalimat terakhir itu: lo boleh tidur.

    BalasHapus
  2. Dejavu...tp tenang, lo lebih parah kok. Haha.

    Jd bener ya, jalur ketua LFM treknya jd peneliti teknologi pengolahan limbah, ketua HMTL jadi produser film:p

    BalasHapus
  3. Wildy said...
    Dejavu...tp tenang, lo lebih parah kok. Haha.

    puas? puas? :D

    BalasHapus