19 Juli 2006

245

Beberapa bulan terakhir ini gue melihat spanduk bernada antikomunisme di beberapa sudut kota Bandung. Komunisme? Ya ampuuun basi banget gak sih? Hari gini! Gue mencoba mengaduk-aduk ingatan gue, dan satu-satunya peristiwa terkait komunisme yang gue inget cuma pemutaran film Lentera Merah di bioskop-bioskop[1]. Wah, kalo itu sih emang cocok dijadikan bahaya laten, hehe.

Nonton Good Night, And Good Luck (GNAGL), ternyata Amerika juga pernah paranoid kayak di Indonesia jaman Orde Baru gitu. Artinya ngubek-ngubek kehidupan pribadi sampai ke karuhun-karuhunnya, hingga mengorbankan hak-hak sipil dan prinsip-prinsip demokrasi gitu deh[2]. Kalo di sini mungkin litsus kali ya, kalo di sana namanya Red Scare. Hmm... apakah mereka juga punya semacam film G30S/PKI yang wajib ditonton tiap tanggal 30 September?

GNAGL sangat mengingatkan gue sama The Insider (Insider). Mungkin karena ceritanya sama-sama di CBS dan sama-sama mengangkat topik kontroversial. GNAGL bercerita tentang perseteruan antara Ed Murrow (dan ko-produsernya Fred Friendly) dengan Senator Joseph McCarthy. Dalam acaranya, See It Now, Murrow mengkritisi kebijakan McCarthy yang kerap menuding pihak-pihak tertentu sebagai komunis. Insider bercerita tentang kontroversi acara 60 Minutes yang menampilkan wawancara Mike Wallace dengan Jeffrey Wigand, mantan eksekutif bagian riset Brown & Williamson. Wigand mengungkapkan klaim-klaim palsu dan praktek yang dilakukan perusahaan rokok. Segmen tersebut ditunda penayangannya oleh CBS Corporate dan direncanakan tampil dengan sensor karena khawatir akan adanya tuntutan hukum dari B&W kepada Wigand dan CBS karena melanggar kebijakan kerahasiaan perusahaan. Akhirnya segmen tersebut ditayangkan secara utuh berkat usaha produser Lowell Bergman.

Kedua film itu menampilkan idealisme jurnalisme. Murrow dan Friendly lawan McCarthy. Bergman lawan CBS Corporate. Tentu saja masa Murrow adalah masa ketika idealisme masih dijunjung tinggi, sampai-sampai Murrow dan Friendly membiayai acara mereka sendiri karena tidak ada sponsor. Pada masa Bergman, taruhannya lebih tinggi namun—setidaknya dalam Insider—dia digambarkan berjuang sendiri. Wallace digambarkan berkompromi sampai kata-katanya dimanipulasi untuk membenarkan penyensoran tersebut. Sebenarnya di akhir GNAGL juga digambarkan pertentangan antara Murrow dan pihak eksekutif CBS.

Hingga saat ini Murrow dianggap sebagai figur besar dalam sejarah jurnalisme Amerika. Potret Murrow dalam berbagai media menunjukkan betapa legendaris figurnya. Dalam Insider sendiri CBS dikritik sebagai "mengkhianati warisan Edward R. Murrow".

Tapi yang membuat gue pertama-tama ingat Insider ketika menonton GNAGL sebenarnya adalah kontrasnya. Di antara semua kesamaan tersebut, ada dua fakta yang sangat bertolak belakang: Insider bercerita tentang perseteruan dengan perusahaan rokok, sementara dalam GNAGL Murrow selalu ngebul, baik di depan maupun di belakang kamera. Ngomong-ngomong, Murrow meninggal tahun 1965 karena kanker paru-paru. Ada yang tau rokok yang diisap Murrow? Jangan-jangan Lucky Strike ;P


[1]Hehe, gak ding. Mungkin spanduk-spanduk itu ada kaitannya dengan demo buruh besar-besaran menentang revisi UU Ketenagakerjaan.

[2]Yea yea, gue tau, Amerika sampe sekarang masih seperti itu.

1 komentar:

  1. perbandingan yang menarik!

    dan, yeah, si McCarthy sialan itu juga yg ngusir Chaplin dari Amerika!!! huh.

    BalasHapus