27 April 2006

225

Satu gigi depan saya patah ujungnya. Sejak kelas 4 SD, jatuh dari sepeda. Saya memacu sepeda saya kencang-kencang, bertemu polisi tidur, dan dengan sok gaya 'jemping'*. Dan ketika mendarat—oh, ini agak memalukan sebetulnya—ban depan saya copot. Bautnya kendur atau apalah (siapa peduli!). Jadilah saya jatuh terjerembab, muka menghantam aspal, dan satu gigi patah.

Walaupun prosesnya kurang begitu keren, saya masih suka memandang gigi patah saya di cermin sambil nyengir, mengingat suatu masa di mana saya pernah bandel juga. Kalau saya mati, saya masih punya semacam-bekas-pertarungan walaupun cuma melawan aspal.

Tidak mau mati tanpa bekas luka. Oleh karenanya kau harus bertarung. Dan Tyler Durden kemudian mendirikan fight club. Muka bengap, mata lebam, hidung patah, rahang terdislokasi. Wah, gigi-patah-ujung saya gak ada apa-apanya.

Fight club mungkin sesuatu yang 'laki banget'. Hidup belum benar-benar hidup kalau kau belum pernah bertarung. Dan esok akan jadi hari paling indah dalam seluruh hidupmu kalau malam sebelumnya kau menari di ujung maut. Untuk itulah fight club ada. Tapi fight club bukan sekedar mengemas ego testosteron. Fight club bukan tentang ke'macho'an, feminitas, karir, kapitalisme, perlengkapan dasar untuk hidup, seni yang cerdas, perabotan Swedia.

Fight club adalah tentang bukan.

Novel Fight Club karya Chuck Palahniuk, "Diakui sebagai karya klasik underground sejak muncul pertama kali pada 1996. Fight Club kini dikenal sebagai salah satu novel paling orisinal dan provokatif yang terbit pada dekade 1990-an," begitu yang tercantum di sampul belakang bukunya. Terjemahan buku ini diterbitkan oleh Jalasutra, dan penerjemahnya kebetulan teman baik saya. Orangnya agak sinting, tapi tidak sesinting Tyler Durden. Lagi pula siapa yang tidak sedikit sinting. Membaca buku ini membuat kita berpikir ulang tentang apa yang sinting dan apa yang dianggap normal. Semacam pemberontakan terhadap organisasi otak.

Ah, baca sajalah. Pesan saya, "boys and girls please don't try this at home". Atau kalau mau, aturan pertama fight club adalah

Jangan bicara tentang fight club.


*Dari jumping, tau kan mengangkat ban depan sepeda BMX. Oh, '80an sekali.

2 komentar:

  1. jemping? oh plis deh. tau gak, gw dulu rajin ngisi TTS Bobo krn tergiur hadiahnya: sepeda BMX.

    sinting? hehehe. thanx ya udah promosiin! novel ini emang WAJIB BACA, gila, bener2 meredefinisi semua pengertian gw tentang segala hal.

    with insomnia, everything is a copy of a copy of a copy. atau "...is a coffee of a coffee of a coffee?" haha.

    BalasHapus
  2. FIGHT CLUB itu film favorit gue banget! ntar gue bikin reviewnya, msh pending soalnya!

    BalasHapus