27 Januari 2005

Kok, Jadi Rame Ya? Gue gak ribut-ribut soal resign, males. Di colliers aja enggak, apalagi di gedung. Tapi, yeah, mata dan telinga ada di mana-mana.

Dan akhirnya kemarin Arman—mmm, Pak Arman, he's boss and client after all—nelpon gue juga.

"Rani, saya ada sesuatu yang perlu diomongin langsung sama kamu."
"Umm... ok, saya perlu ke situ Pak?"
"Nngg... gak usah, Senin aja. Saya cuma mo klarifikasi soal isu yang beredar..."

Walah... ribet amat (ribed amad?), pakek shadow boxing segala. Ya sudah saya mah jujur aja. Gue juga gak maksud rahasia-rahasiaan apa gimana, tapi kan masalah penempatan gue di gedung adalah masalah colliers sama klien dan gue belum disuruh gimana-gimana gitu.

"Etika profesionalnya memang begitu, tapi ada etika lain yang kamu masih harus belajar."

Lha, ini kan kerja, bukannya gue harus pakek etika profesional? But he's right, 'tough. Banyak yang gue masih harus belajar.

Btw, ada yang minat sama property management? Property-related background (sipil, arsitek, TI, elektro, mesin). Able to communicate in English (written, spoken). Apa lagi ya? Mau di-OS selama setaun, hehe ;P Japri ke gue, 'kay (eh, ini pengumuman seurieus).

Still, Unsolved. Ada dua misteri dalam sistem transportasi jabotabek yang belum bisa gue pecahkan.

1. Kenapa di Bandung angkot yang kijang bisa muat 7-5 sementara di Jakarta mikrolet 6-4 aja udah desek-desekan.

2. Kenapa pijakan kaki untuk KRL ekonomi dibikin miring 450. Eh, lebih ding. 600 kali. Mungkin untuk memberi tantangan kepada penumpang ekonomi kali ya?

Btw, KRL tadi pagi gak jalan. Ada yang nyolong kabelnya. Huahahaha! Another challenge for kereta-ers ;)

Yang Tercecer... Berkunjung ke rumah badu, membaca sekilas tentang Mr.Want-To-Be-Famous. Jadi teringat AR, seorang teman. Teman? Bukan juga. Cuma kebetulan jalan hidup gue dan dia pernah bersinggungan di satu titik.

Satu ruang, waktu: LFM, 2000.

Dan gara-gara serangkaian publikasi penerimaan cakru (yang bikin sekarang udah jadi headwriter, btw), dia bertanya apa LFM bisa bikin dia jadi terkenal. Well, sebenarnya bisa aja, but not in the way he wants ;)

Banyak yang tercecer dari penerimaan cakru 2000 itu. Ada yang jadi cakru di banyak unit dan sempet kita curigain intel, ada yang sekarang udah jadi entertainer dan bisa diliat di Trans TV setiap hari senin jam 21.00.

Senja. Time of my days? Can't really tell. Gue tidak menyukai salah satu di antara pagi atau siang atau sore atau malam lebih dari yang lainnya.

Unless it's specified.

Pagi hari di Ciumbuleuit. Secangkir kopi, sebuah novel. Matahari mengintip sayup di sela tirai warna salem.

Siang hari kamar gue. Tidur siang ditemani angin sepoi-sepoi dan jazz dari ARH (ini jaman SMA, btw).

Senja di LFM. Menyeruput teh bikinan cakru, nonton anak-anak main bola.

Tapi ternyata... memandang senja dari dalam kereta asik juga. Hehe, ke mana aja selama ini? (ini pertanyaan retorik, tapi jawabannya: baca koran, baca novel, tidur, atau kebetulan aja duduknya menghadap ke timur dan bukan ke barat ;P pamaeh yak?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar