Gue termasuk yang kesel. Untungnya gue lagi suka R.E.M. dan mereka adalah penampil panggung yang dahsyat. Yang ada gue malah jadi kenal lagu-lagu mereka era I.R.S. dan Michael mungkin belum gay. Tapi yaa... tetep aja si senep dan merutuki WMG.
Beberapa bulan yang lalu, gue sempet meminta beberapa orang teman untuk ngeliat editan awal film dokumenter gue. Masalahnya, walopun udah dikecilin, tetep aja ukuran berkasnya makan beberapa ratus mega. Gue kesulitan mengirimkannya atau tepatnya, teman yang gue kirimi kesulitan mengunduhnya. Salah satu dari mereka bilang, "Taro di Youtube aja Ran."
What? Youtube? Hasil darah keringat dan air mata gue cuma untuk ditaro di Youtube?
*hiperbola dan mendramatisir suasana*
Yaa... gue si pingin filmnya ditonton orang banyak. Walopun gue tau ga ada duitnya, tapi seenggaknya ditempatkan di tempat yang layak dulu lah. Ga usah festival deh, ketinggian. Diputer di Kine Klab sambil diskusi, ngopi-ngopi, dan makan ubi aja gue udah seneng kok. Setelah dibawa jalan-jalan, diapresiasi secara layak, baru deh ditaro di Youtube. Tapi itu terakhir, kalo guenya udah puas.
Makanya gue kok rada-rada gimana... gitu baca komentar ini di halaman-nya film Cin(T)a di mukabuku.
Gue yang bukan kru aja rasanya pingin teriak gitu. Kebayang keselnya teman-teman gue yang terlibat langsung di situ. Ini masalah darah keringat dan air mata, gan! Dan masalah balik modal juga, gak munafik dan gak sok ga butuh duit kaya gue. Ini gak hiperbola dan gak mendramatisir suasana. Beneran.
Atau enggak ya?
Hati kecil gue menggugat diri gue sendiri.
Yang masi rajin streaming di surfthechannel. Masi sesekali mengunduh torrent. Dan yang pasti, masi punya setumpuk DVD bajakan yang bahkan belum sempat tertonton, 14 ribu kilometer dari sini. Walopun DVD-DVD bajakan itu berisikan film-film holiwut yang kapitalis laknatullah. Dan walopun ada sutradara yang mendukung pembajakan. Tetep gue bertanya-tanya, gimana perasaan Wong Kar Wai atas kenyataan Days of Being Wild-nya yang dahsyat itu bisa ditonton di Youtube.
Teteup...
Ini dilema gue yang gak selesai-selesai sejak harga DVD bajakan jatuh jadi lima ribu perak sekeping. Dan mungkin ga akan selesai kecuali sampai film macam Waltz with Bashir bisa diputar bebas di bioskop tanpa diprotes FPI.
*menghela napas*
*ngelanjutin nonton 30 Rock*
Bukannya Youtube ada pilihan utk disiarkan secara private (tidak dishare ke semua orang)?
BalasHapusiya si stan, tapi ribet (walopun akhirnya gue lakukan juga si)
BalasHapusanyways, that's not the point ;)
1] klip favorit saya juga banyak yang ilang dari youtube, ntah napa (digugat?). Mis: "House of Pain" [Faster Pussycat] atau "The Deeper The Love" [Whitesnake]. Syukur dulu sempet donlot, tapi ngeselin karena jadi gak bisa di-embed di blog.
BalasHapus2] proyek filmmu apa ya? sori gak ngikuti ^^
3] persetan dengan FPI, tapi saya juga tetep bakal nonton film bajakan selama BSF gak dihapus. Beli orsi mahal2 kok disensor... :|
1] naa itu. baruuu... aja mo nge-donlod. tapi untung sempet ketemu di tempat lain si
BalasHapus2] proyek dokumenter kecil aja kok. memang jarang dibahas :P
3] ah, FPI-nya asal nyebut aja si. point-nya sebenarnya film yg beredar di bioskop dan DVD original masi terlalu mainstream (ugh, benci kategori ini sebenarnya). kalo nyari film yg agak lain, ya paling gampang DVD bajakan atau download
...walopun saya bukan pengguna YouTube, kok ya kebetulan kerisauan dan kegundahgulanaannya sama dengan saya, T'Rani..ttg pembajakan itu..*sigh*
BalasHapusheidy... saya juga bingung, membaca post di blog-mu
BalasHapussebenarnya nulis ini salah satunya gara2 baca thread ini (komen2nya)
http://www.physorg.com/news159175922.html
mbak rani, tulisannya menohok, hehe... btw, minta ijin mengutip post ini di milis PPI gw ya :)
BalasHapushehe, silakan :)
BalasHapus