26 Desember 2008

401

Tas punggung yang sudah teramat buluk itu—bahkan pin yang menempel pasrah di situ bergambar smiley face Nirvana, so last century— seperti biasa teronggok pasrah di dekat televisi. Andi menjejalkan 113 lembar fotokopian tak berjilid ke dalamnya, satu dari lima set fresh from Public Agency. Ia lalu menghampiri benda keramat penunggu ruang santai: bugos alias buku gosip.
Gi, gue taro di tas lo yah. Please, please, please comment. Gue tunggu.
Andi
* * *
Pojok dekat televisi itu kini terisi sosok buluk yang lain.

"Pay, liat Urgi ga?"


Pay yang lagi sibuk memilih-milih DVD bajakan itu menggeleng. "Udah berapa hari ini ga ketemu gue."


Andi menyambar bugos. Ada coretan cakar ayam yang sepertinya berbunyi "OK bos, call u later" di dekat tulisannya dua hari yang lalu. Andi mengeluarkan dan menyalakan Si Kompang, memasukkan nama pengguna dan kata sandi, membuat kopi, membolak-balik bugos, mengintip koleksi DVD terbaru,
mengerjakan tugas gartek, lari 2,4 km, dan main truf 3 ronde, hingga akhirnya ia terhubung dengan dunia maya. Matanya langsung menelisik daftar kontak.

Sepi.


Ctrl+F.

aditaya
cikibung
magpie079
sita_ssl
Ponselnya tiba-tiba berdering.

"Gi?"


Dengungan statis.


Suara benda jatuh.


Lalu hening.
* * *

The Last Copy
Sinopsis:
Andi, seorang penulis-novel-
wannabe, membuat 5 buah salinan draft novel pertamanya. Ia meminta 5 orang temannya untuk membaca draft tersebut, dan mereka satu per satu menghilang tanpa jejak. Sebuah pesan misterius menyadarkan Andi bahwa siapapun yang berada di balik semua ini mengincar salinan terakhir dan pemegangnya.

Hehe, udah bisa jadi skenario film cult belum?

3 komentar:

  1. wuah, asyik. ada ide nih. bajak ahh... :D

    BalasHapus
  2. hihi... nitip penjahatnya torro margens yak :D
    (so last century gak si?)

    BalasHapus
  3. halo bos. apa kabar? btw pernah denger kutukan skrip film Atuk nggak?

    http://en.wikipedia.org/wiki/Atuk

    BalasHapus