21 Desember 2006

266

Apa hubungan antara 'insait' dan 'pilotok'? Buat orang lain mungkin gak ada, tapi buat gue, dua-duanya berhubungan dengan karir gue yang gagal di dunia periklanan.

Beberapa taun(!) yang lalu, waktu masih masa malam-malam tanpa masa depan, Irwan main ke LFM. Sebagai praktisi dan orang yang keknya cinta banget sama iklan dan dunianya, yang diobrolin tentu gak jauh-jauh dari situ. Dan mungkin dia prihatin sama masa depan gue yang suram itu, sehingga mulai menceritakan prospek dunia periklanan ke gue.

"It's interesting. Elo bisa banyak belajar."

"Elo bakal harus ketemu orang dengan macem-macem karakter. Dari ngobrol-ngobrol gini lo bisa dapet insait-insait yang menarik."

Insait apaan sih?

"Kalo bosen di kantor, keluar aja, jalan-jalan cari insait."

Insait apaan sih?

Beberapa minggu kemudian, di salah satu malam tanpa masa depan di Srigading, Shafiq dan Aswin yang baru pulang dari Jakarta menceritakan pengalaman mereka.

"Harusnya kalian ikut," ujar Shafiq.

"Pokoknya seru deh," timpal Aswin.

"Kaya gimana sih iklannya?" kami bertanya-tanya penasaran.

Mereka baru saja ikut Irwan ngambil gambar iklan mi instan (Irwan menyebutnya instant noodle), tapi rupanya mereka gak boleh menceritakan isi iklan itu.

"Masih rahasia," sahut Shafiq menjawab pertanyaan kami.

"Kita gak boleh cerita sampe iklannya keluar," tukas Aswin.

Yaa, kalo udah keluar mah ngapain cerita lagi?

"Bahkan pilotok pun gak boleh," imbuh Shafiq.

"Hahh?"

Pilotok apaan sih?

Oke, ini kan Shafiq dan Aswin, teman seperjuangan menempuh malam-malam tanpa masa depan.

"Pilotok apaan sih?"

Shafiq dan Aswin berpandangan, lalu tertawa terbahak-bahak.

Rupanya pilotok adalah istilah yang berkali-kali digunakan Irwan dan selama beberapa waktu, mereka berdua pun gak ngerti artinya. Setelah kesekian kalinya Irwan menggunakan istilah itu, akhirnya mereka bertanya juga.

Pillow talk adalah percakapan intim di tempat tidur. Jadi maksudnya, curhat sama pasangan pun gak boleh ngebocorin isi iklan ini.

Coba gak nanya, sampe mereka ke Bandung bakal tetep gak ngerti apa tuh pilotok. Dan kami yang mendengarkan pun akan sama begonya.

Beberapa bulan kemudian, setelah Shafiq kecemplung di biro iklan yang sama dengan Irwan (dan lalu sempat gue coba masuki tapi gagal), gue baru tau bahwa insait adalah insight. Hmm... jangan-jangan gue gagal gara-gara itu :P

Moral dari cerita ini adalah: malu bertanya, sesat di pendapatan.

PS #1: Terinspirasi bikin tulisan ini gara-gara komentarnya Mas Iman.
PS #2: Ah, jadi inget redux, ya gak bos? :D

4 komentar:

  1. BHUUUAUAAAHAHAHAHAHAHAAAA........!!!!!
    Lucu sekaaallllliiii.....!!!!!!

    :P

    BalasHapus
  2. hehe lucu juga ran
    numpang mampir hev e nais wiken

    BalasHapus
  3. hehe..insait yang menohok. bisa jadi pilotok sm bondy nanti mlm ;p
    belakangan sedang lg goyah nih, sama karier..;p

    btw, gaya-tulis lo agak beda yg ini. lebih 'lucu' ;)

    BalasHapus
  4. trima kasih, gue juga nulisnya senyum2 sendiri kok ;D

    lagi goyah wil? pilotok sama bondy? apakah...?

    BalasHapus