Tapi dia bilang salah satu dari dua orang temennya itu pemain sinetron lho. Ya, gue sih maaf-maaf aja gak kenal ;P
Kalo kemaren, setelah ngobrol gak penting, ternyata yang di sebelah gue adalah anak oseano ITB 2001 yang pindah ke STISI. Dan setelah itu... obrolannya tetep gak penting siy...
Grogol, Sebuah Spanduk.
HINDARI JL. HASYIM ASYHARI (LAMPU MERAH ROXY)
ADA PEKERJAAN FLAY OVER
Pompa Bensin Techno Park, Spanduk Lain.
Sayangi diri anda. Narkoba bukan untuk dicicipi. Narkoba untuk dimusnahkan.Is it just me atau spanduk ini mengundang pertanyaan-pertanyaan filosofis? Kalo untuk dimusnahkan, kenapa dibikin? Tapi bukannya kita (manusia) juga suatu saat akan musnah (baca: mati). Lalu kenapa Tuhan menciptakan manusia. Apakah benar Tuhan menciptakan manusia? Ah... *lieur*
Mungkin karena blogging type gue ;P
Your Blogging Type is Pensive and Philosophical |
You tend to use your blog to explore ideas - often in long winded prose. Easy going and flexible, you tend to befriend other bloggers easily. But if they disagree with once too much, you'll pull them from your blogroll! |
Kompas di Sebuah Kursi Kosong. Seumur-umur nih, baru dua kali gue ngeliat orang ninggalin Kompas (baru) di kendaraan umum. Sekali di Sudirman Express, dan kemarin di shuttle bus Mangga Dua-BSD. Kenapa itu noticable buat gue?
Pertama, Kompas itu mahal. Kalo dulu KoranTempo dan Media Indonesia dijual 1000 di kereta (kalo dari Lampu Merah sampe Warta Kota mah udah gak usah ditanya ya), Republika 1500, Kompas 2000. Kan mahal tuh.
Kedua, Kompas itu tebel. Bacanya lama. Bahasannya relatif lebih dalem dari KoranTempo. Satu jam Sudirman-Tanah Abang dengan segala gangguannya belum tentu selesai.
So what did I do with it? Gue ambil dan bawa pulang, tentunya ;P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar