God's will or nature's will? Pertama kepikiran gara-gara tulisan ini. Dan lalu beberapa tulisan lain. Entah kenapa seolah-olah ada yang gak klop antara penjelasan sains dan agama.
Kaum agamawan berkali-kali mengingatkan bahwa bencana ini adalah cobaan. Atau azab. Tuhan sedang murka. Indonesia sedang dihukum. Rakyat Aceh sedang dimuliakan dengan diangkat ke sisi-Nya.
Kaum saintis berusaha menjelaskan bahwa gempa disebabkan oleh ini-itu, tsunami disebabkan oleh ini-itu. It's totally natural.
Ah, wacana usang! Mempertentangkan sains dan agama.
Jadi teringat kata-kata bijaknya Teh Fani beberapa tahun yang lalu ketika saya lagi ngidam es krim coklat sesudah telat 1 jam ikut ujian AB (aduh, ini detail gak penting ya?) "Allah tidak akan mengingkari sunatullah-Nya sendiri."
Dan saya membayangkan sebuah semesta yang di-konsep Allah jutaan tahun yang lalu, sebuah sistem bumi yang demikian kompleks, pergerakan berskala sekian centimeter per tahun. Dan kenapa di Aceh, saat ini, komponen-komponen sistem yang kompleks itu bersinergi menghasilkan bencana mahadahsyat?
Wa... gak gampang menggarisbawahi apa yang gue pikirin (gak gampang? ctrl-U aja ran! hehe). Soalnya frame berpikir gue udah begini sih.
Bahwa gue percaya Tuhan, dan gue percaya bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak-Nya (mau coba-coba nebak maksud-Nya, silakan), dan hukum-hukum alam (sunatullah) adalah mekanisme yang Dia pakai dan Dia tidak akan melanggar hukum yang diciptakan-Nya sendiri.
Dan barusan, yusuf ngasih saya link ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar