29 Desember 2004

Where were you? Where were you when a tragedy happened?

Inget gak lo lagi ada di mana-lagi ngapain-sama siapa ketika pesawat nabrak WTC? Ketika bom meledak di Legian? Di Mariott? Di Kuningan? Ketika gempa di Nabire?

Ketika ribuan orang sepanjang pesisir Samudera Indonesia lantak oleh gempa dan tsunami? Gue lagi di rumah, tapi lagi ngapainnya nggak inget persis. Yang jelas rumah saya lagi penuh orang waktu itu. Sodara-sodara lagi pada ngumpul, arisan keluarga. Jadi mungkin gue lagi makan pagi, atau lagi maen sama Ciki, atau lagi nonton Lion King. Baru tau siangnya, sekitar jam satu-an.

Dan saat itu ribuan orang sudah kehilangan orang-orang tercintanya.

Entah karena ada bencana, mungkin juga karena sebuah posting-nya Imponk, saya jadi inget salah satu tulisannya Emha Ainun Nadjib. Sayang saya lupa bukunya Cak Nun yang mana, apalagi kutipan persisnya. Tapi kira-kira gini.

Bencana itu bisa jadi cobaan, peringatan, atau hukuman dari Allah SWT. Kalau ternyata cobaan, saya bersyukur, berarti Allah menganggap saya hamba yang cukup berprestasi. Kalo biasa-biasa aja kan gak mungkin dikasih cobaan. Kalau ternyata peringatan, malah lebih bersyukur. Berarti Allah masih sayang sama saya dan tidak mau saya terjerumus. Kalau ternyata hukuman, lebih bersyukur lagi. Karena setiap manusia pasti punya banyak dosa dan tidak selalu dapet kesempatan untuk membersihkan diri.

So, where were You? Where were we?

PS: Please stop by here, see if there's something to do.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar